Labels

CERPEN



Gadis Pujaan

          Seperti biasa sore ini aku memandang ke luar jendela, nunggu Someone. Seorang gadis yang tak kuketahui nama dan rumahnya dimana, tapi selalu kulihat setiap pagi dan sore berjalan di depan rumahku. Kamu tahu kan! kalau aku suka sama “gadis pujaanku” sejak dua tahun yang lalu. Ia membawa pesona yang lain dari yang lain. Wajahnya yang baby face, hidungnya yang mancung, matanya yang bulat, bibirnya yang mungil dan rambutnya yang panjang ditambah kulitnya yang mulus, maka lengkaplah sudah ia menjadi gadis pujaanku.
            Hari ini perasaanku kacau. Setelah melihat gadis pujaanku bergandengan tangan dengan cowok lain. Kamu bisa membayangkan dong, bagaimana perasaanku? Aku tidak rela melihat mereka berdua. Si gadis pujaanku digandengnya dengan mesra. Ingin rasanya memisahkan mereka, tapi apa dayanya aku? Aku bukan siapa-siapanya. “Gimana, dong???”
            Setelah kejadian kemarin aku menjadi nggak punya semangat hidup. Makan nggak enak, tidur tak nyenyak dan belajar pun tak mengerti. Pokoknya hari ini aku beteee banget!
            Maaf ya, sudah sebulan nggak ketemu. Biasa lagi males nich! Tapi kamu tetep jadi sohib terbaikku kok! “Tau nggak!”, ternyata Si gadis pujaanku udah pegat dari cowoknya. Aku tahu itu waktu kemarin di Mall Cinere, mereka lagi marahan. Wuiiih, aku jadi seneng banget deh, berarti masih ada kesempatan, dong! Pokoknya selama janur kuning belum terpasang, masih ada kesempatan lah!
            Hari ini ada berita yang menggemparkan seluruh dunia, lho (nggak juga sich). Itu tuh, Si gadis pujaanku potong rambut, bondol lagi! Tapi nggak apalah dia tetep cuantik kok, nggak kalah dech ama yang namanya Demi Moore. Dia jadi tambah imut, lho. Wah, coba kalau kamu punya mata, kamu bakalan jadi sainganku dech! Percaya nggak???
            Nggak kerasa ya, waktu berlalu cepat. Aku sudah mau ujian semester genap. Mau naik kelas III. Eh, ngomong-ngomong dia juga lagi pengen EBTANAS, nich! Kira-kira si gadis pujaanku masuk SMU mana ya? Masuk ke SMU-ku, ngak ya? Udah ah, jangan mikirin dia mulu kapan belajarnya, donk! Ntar nilainya jelek , dech. Ngaak Mauuuu....
            Eh, sekarang aku udah kelas III SMU, nich! Udah gede yah, walau kadang-kadang aku masih terasa seperti anak kecil. Tapi aku hari ini lagi seneng banget soalnya nilai raportku lumayan bagus, rangking 3, boo!! Siiplah, koleksi tamiyaku nambah satu, dech (hadiah dari bokap). Eh, si gadis pujaanku ternyata masuk SMU favorit lho, SMU 999. Wow, nggak sembarangan orang tuh yang bisa masuk SMU itu. Ternyata gadis pujaanku pinter juga, yah! (jadi bangga, nich!).
            Hari ini ada pemandangan aneh lho. Si gadis pujaanku lagi MOS, deh! Tahu kan ,MOS? Itu lho, Masa Oreintasi Siswa. Soalnya rambutnya yang bagus itu diiket sembilan, terus bawa-bawa kardus indomie pula dipunggungnya (kaya pemulung aja ya!). Tapi si gadis pujaanku itu tetep cuantik! Pokoknya didandanin seperti apapun, si gadis pujaanku tetep aja cantik bagiku! (bener, lho!!).
             Hari ini aku dibikin malu sekelas. Dasar si doer Slamet, dia koar-koar ke seluruh isi kelas kalo aku lagi suka sama seseorang gadis. Aku yang terkenal dingin sama cewek ini, jadi ketahuan dech belangnya. Memang salahku juga sih, curhat di belakang buku matek’s (habis lagi bete sih). Terus dibaca deh, sama si doer Slamet. Tapi yang membuatku lebih malu lagi, itu ulahnya si Tejo cs. Mereka berteriak “Woro-woro! Ada kabar gembira lho, temen kita yang satu ini udah normal kembali, lho!”. Dasar gila!
            Surprise!! Hari ini si gadis pujaanku berangkat ke sekolah dengan penutup kepala alias kerudung. Aduh sayang dech, rambutnya yang lebat dan hitam itu tertutup oleh sehelai kain. Tapi biarlah, dia tetep cantik bagiku dengan tubuhnya yang langsing dan kulit wajahnya yang putih itu. Nggak apa-apa dong!
            Dari hari ke hari aku tambah bingung lho, si gadis pujaanku banyak berubah. What’s happened with my girl? Awalnya dia potong rambut terus pake kerudung dan sekarang dia pakai jubah. Coba bayangkan, tubuhnya yang langsing itu tidak terlihat lagi. Tapi ada yang aneh deh. Apanya yah? Oh...iya, dia nambah anggun lho!
            Hari ini aku nekat ngikutin dia. Kebetulan hari ini kan hari Minggu, lagi libur sekolah. Tapi si gadis pujaanku  seperti biasa dengan jubahnya yang dikenakannya itu, dia pergi entah kemana yang nantinya aku juga akan tahu. Selama perjalanan aku berusaha agar tidak diketahui olehnya, hingga pada suatu tempat ia berhenti dan masuk ke dalam gedung. Ada acara apa, ya? Ternyata acara seminar. Setelah aku baca spanduk  besar yang terpampang dengan judul “Indahnya Islam”, aku jadi tertarik dengan acara tersebut. Akhirnya aku merasakan ada suatu kalimat yang membuat aku terkesima yaitu ketika pembicara mengatakan “Allah bukan hanya sebagai pencipta, melainkan Dia juga sebagai pengatur. Segala sesuatu diatur oleh-Nya, termasuk segala perbuatan kita, dan Islam mempunyai semua aturan itu”. Karena kalimat itulah aku merasa terpanggil untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang agamaku sendiri. Tanpa terasa si gadis pun terlupakan olehku.
            Sudah tujuh bulan ini aku belajar tentang Islam. Mulai dengan membaca buku-buku tentang Islam, mendengar ceramah sampai mengikuti berbagai seminar. Seperti halnya hari ini, aku mengikuti sebuah seminar yang berjudul “Nidzon Istima’i fil Islam” (Sistem Pergaulan dalam Islam). Dari sini aku mulai mengetahui mengapa si gadis memakai jilbab (pakaian longgar yang menutupi tubuh tanpa potongan alias jubah), karena itu memang sudah menjadi kewajibannya, terus larangan berpacaran, kewajiban ghadul bashar (memelihara pandangan), dan masih banyak lagi. Dari seminar kali ini aku juga dapat kenalan baru, lho! Namanya kak Faisal, orangnya baik dan banyak mengetahui tentang Islam. Kamu pasti akan suka dia dech!.
            Aku sudah tahu segalanya. Aku harus melupakan si gadis pujaanku. “Kalau memang jodoh nggak akan kemana”, begitu kata kak Faisal. Dan aku jadi sadar bahwa hanya Allah dan Rasul-Nyalah cinta sejatiku. Mulai saat ini aku mulai belajar Islam dengan kak Faisal.
            Lama aku nggak punya catatan harian. Sekarang aku sudah dewasa, sudah kerja. Bukan anak SMU ataupun anak kuliahan. Kamu masih ingat kan dengan si gadis pujaanku? Sekarang aku sudah tahu namanya, bahkan alamatnya. Namanya Safitri Azkiyah tertulis di atas kartu undangan dengan tinta emas bersama dengan namaku, Ardhan Ramadhan, SE. Ya, kamu benar! Dia akan menjadi istriku besok. Kalo jodoh memang tak kan kemana!

~End ☻End ♥~

0 komentar:

Posting Komentar