Labels

Selasa, 19 Februari 2013

Sistem Keamanan Jaringan


A.    APA ITU KEAMANAN JARINGAN
Belakangan ini, dunia IT underground semakin marak saja. Sering kita saksikan baik di media cetak, elektronik, dan dunia maya, begitu banyak berita yang memuat aksi-aksi penyerangan, baik dalam bentuk deface sampai dDos yang meminta banyak korban. Tidak tanggung-tanggung, bahkan web pemerintah pun, baik pusat sampai daerah juga sudah banyak yang jadi korbannya.    Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, mencari suatu bugs atau kelemahan keamanan dan melakukan audit terhadap suatu website jauh lebih mudah daripada membangun sebuah sistem keamanan itu sendiri. Bagaimana tidak, ada begitu banyak di internet maupun buku-buku yang membahas aneka macam teknik hacking itu sendiri. Lalu, apakah dengan kenyataan yang seperti ini para webmaster ataupun praktisi keamanan web harus diam dan bersikap pesimis? Tentu saja tidak, justru sebaliknya, meski dengan mengaplikasikan berbagai teknik keamanan tidak menjamin web kita aman 100% (karena tidak pernah ada suatu sistem yang 100% sempurna), namun celah-celah yang demikian ini bukan mustahil untuk diminimalisir.    Setiap pengembang web, sebaiknya yang pertama kali harus dilakukan yaitu memperbaiki pengamanan terhadap web yang dibangunnya. Pengamanan harus diterapkan sejak awal
karena penerapannya akan sangat sulit jika telah terjadi masalah di kemudian hari.
Dalam pengamanan dikenaln dengan beberapa tingkat dan tipe. Tingkat dan tipe yang diperlukan untuk aplikasi kita akan berbeda-beda bergantung
bagaimana aplikasi itu bekerja, tipe dan nilai data yang disimpan, jumlah resiko yang biasa dihadapi, usaha, serta biaya yang dipakai untuk menghasilkan aplikasi yang aman. Misalnya, pengamanan yang dibutuhkan untuk web perorangan
akan sangat berbeda dibanding untuk situs perusahaan atau situs e-commerce.  
Meskipun saya sendiri masih sangat awam (baca : newbie) dalam masalah ini, namun tidak ada salahnya bukan saya sedikit berbagi beberapa kiat yang mungkin bisa diterapkan untuk memperkuat sistem keamanan web kita. Sehingga lebih tepatnya tulisan ini bukan ditujukan buat temen-temen semua, namun juga lebih kepada pribadi saya sendiri.    Semua yang akan saya tulis di bawah ini merupakan kumpulan dari beberapa tulisan para webmaster-webmaster yang memang memiliki kapabilitas dalam bidang keamanan web, yang saya ringkas kemudian saya bahasakan dan susun sedemikian rupa sehingga lebihtertata dan mudah dipahami.   
A.      Faktor-Faktor Timbulnya Serangan  
B.      Scripting  Kesalahan dalam scripting
pembuatan web adalah hal terbanyak yang dimanfaatkan oleh para attacker, sehingga rata-rata web yang berhasil diserang melalui lubang ini. Kelemahan-kelemahan scripting yang ditemukan pada proses vulnerabilities scanning misalnya, XSS, SQL Injection, PHP Injection, HTML Injection, dan lain sebagainya.  Begitu pula pada CMS semisal
Mambo, Joomla, WordPress, dan lainnya. CMS tersebut memiliki banyak komponen pendukung di internet yang bisa kita download, install dan konfigurasi. Sehingga sangat memungkinkan sekali terdapat bug pada scriptingnya. Langkah terbaik tentunya melakukan pembedahan (oprek) terhadap script serta melakukan pengujian sebelum komponen tersebut kita gunakan pada web yang sebenarnya. Pengujian bisa dilakukan melalui localhost pada komputer dengan menginstall PHP, apache, dan mySQL, atau menginstall software semisal WAMP ataupun XAMPP yang merupakan
paket all in one.  Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya kita harus mulai belajar dan memahami scripting-scripting
Satu hal yang perlu diingat bahwa tidak ada jaringan yang anti sadap atau tidak ada jaringan komputer yang benar-benar aman. Sifat dari jaringan adalah melakukan komunikasi. Setiap komunikasi dapat jatuh ke tangan orang lain dan disalahgunakan. Sistem keamanan membantu mengamankan jaringan tanpa menghalangi penggunaannya dan menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil ditembus. Selain itu, pastikan bahwa user dalam jaringan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keamanan dan pastikan bahwa mereka menerima dan memahami rencana keamanan yang Anda buat. Jika mereka tidak memahami hal tersebut, maka mereka akan menciptakan  lubang (hole) keamanan pada jaringan Anda.
Ada beberapa faktor Penyebab Resiko dalam Jaringan Komputer
a.       Kelemahan manusia (human error)
b.      Kelemahan perangkat keras computer
c.       Kelemahan sistem operasi Jaringan
d.      Kelemahan sistem jaringan komunikasi
Ancaman Jaringan Komputer
1.      FISIK
·         Pencurian perangkat keras komputer atau perangkat Jaringan
·         Kerusakan pada komputer dan perangkat komunikasi Jaringan
·         Wiretapping
·         Bencana alam
2.      LOGIK
·         Kerusakan pada sistem operasi atau aplikasi
·         Virus
·         Sniffing
Ada dua elemen utama pembentuk keamanan jaringan :
·         Tembok pengamanan, baik secara fisik maupun maya, yang ditaruh diantara piranti dan layanan jaringan yang digunakan dan orang-orang yang akan berbuat jahat.
·         Rencana pengamanan, yang akan diimplementasikan bersama dengan user lainnya, untuk menjaga agar sistem tidak bisa ditembus dari luar.
Segi-segi keamanan didefinisikan dari kelima point ini.
a.           Confidentiality Mensyaratkan bahwa informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
b.           Integrity Mensyaratkan bahwa informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
c.            Availability Mensyaratkan bahwa informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
d.           Authentication Mensyaratkan bahwa pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
e.            Nonrepudiation Mensyaratkan bahwa baik pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan.
Serangan (gangguan) terhadap keamanan dapat dikategorikan dalam empat kategori utama :
a. Interruption
Suatu aset dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak dapat dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi terhadap piranti keras atau saluran jaringan.
b. Interception
Suatu pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang dimaksud bisa berupa  orang, program, atau sistem yang lain. Contohnya adalah penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan.
c. Modification
Suatu pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset. Contohnya adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga berjalan dengan tidak semestinya, dan  modifikasi pesan yang sedang ditransmisikan dalam jaringan.
d. Fabrication
Suatu pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem.
Contohnya adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.
Ada beberapa prinsip yang perlu dihindari dalam menangani masalah keamanan :
§  diam dan semua akan baik-baik saja
§  sembunyi dan mereka tidak akan dapat menemukan anda
§  teknologi yang digunakan kompleks/rumit, artinya aman
Tujuan Keamanan Jaringan Komputer
·         Availability / Ketersediaan
·         Reliability / Kehandalan
·         Confidentiality / Kerahasiaan
B.     Kepedulian Masalah Jaringan
1.      Overview
Pendefinisian keamanan (pada jaringan komputer) dapat dilakukan dengan melihat target yang ingin dicapai melalui konsep 'aman'. Berikut adalah daftar fitur
 yang dapat mencegah/mengantisipasi serangan dari pihak luar ataupun pihak dalam.
2.      Security Policy
Sebelum melanjutkan implementasi ke tingkat yang lebih jauh sebaiknya ditentukan dulu apa yang hendak dilindungi dan dilindungi dari siapa. Beberapa pertanyaan berikut dapat membantu penentuan kebijakan keamanan yang diambil.
  1. Informasi apa yang dianggap rahasia atau sensitif ?
  2. Anda melindungi sistem anda dari siapa ?
  3. Apakah anda membutuhkan akses jarak jauh?
  4. Apakah password dan enkripsi cukup melindungi ?
  5. Apakah anda butuh akses internet?
  6. Tindakan apa yang anda lakukan jika ternyata sistem anda dibobol?
Serta masih banyak pertanyaan lain tergantung bentuk organisasi yang anda kelola.
Kebijaksanaan keamanan  tergantung sebesar apa anda percaya orang lain, di dalam ataupun di luar organisasi anda. Kebijakan haruslah merupakan keseimbangan antara mengijinkan user untuk mengakses informasi yang dibutuhkan dengan tetap menjaga keamanan sistem.

C.    ANCAMAN JARINGAN KOMPUTER
1.      Keamanan Secara Fisik
Fisik dalam bagian ini diartikan sebagai situasi di mana seseorang dapat masuk ke dalam ruangan  server/jaringan dan dapat mengakses piranti tersebut secara illegal. Orang yang tidak berkepentingan ini bisa saja seorang tamu, staf pembersih, kurir pengantar paket, dan lainnya yang dapat masuk ke ruangan tersebut dan mengutak-atik piranti yang ada. Apabila seseorang memiliki akses terhadap ruangan tersebut, orang  tersebut bisa saja memasang program trojan horse di komputer, melakukan booting dari floppy disk, atau  mencuri data-data penting (seperti file password) dan membongkarnya di tempat yang lebih aman.
Untuk  menjaga keamanan, taruhlah server di ruangan yang dapat dikunci dan pastikan bahwa ruangan tersebut  dikunci dengan baik. Untuk menghindari pengintaian, gunakan screen-saver yang dapat dipassword. Atur  juga semua komputer untuk melakukan fungsi auto-logout setelah tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.
2.      Keamanan Secara Logic
a.      BIOS Security
Sebenarnya seorang  admin direkomendasikan men-disable boot dari floppy. Atau bisa dilakukan dengan membuat password pada BIOS dan memasang boot password.
b.      Password Attack
Banyak orang menyimpan informasi pentingnya pada komputer dan seringkali sebuah password hal yang mencegah orang lain untuk melihatnya. Untuk menghindari serangan password maka sebaiknya user menggunakan password yang cukup baik. Petunjuk pemilihan password :
·         Semua password harus terdiri dari paling sedikit 7 karakter.
·         Masukkan kombinasi huruf, angka, dan tanda baca sebanyak mungkin dengan catatan bahwa password  tetap mudah untuk diingat. Salah satu caranya adalah mengkombinasikan kata-kata acak dengan tanda baca  atau dengan mengkombinasikan kata-kata dengan angka. Contoh : rasa#melon@manis, komputer0digital1, kurang<lebih>2001
·         Gunakan huruf pertama frasa yang gampang diingat. Contoh: dilarang parkir antara pukul 7 pagi hingga pukul 8 sore à dpap7php8s, tidak ada sistem yang benar-benar aman dalam konteks jaringan à tasybbadkj
·         Gunakan angka atau tanda baca untuk menggantikan huruf di password. Contoh : keberhasilan à k3b3rh45!l4n
·         Gantilah password secara teratur

c.       Malicious Code
Malicious code bisa berupa virus, trojan atau worm, biasanya berupa kode instruksi yang akan memberatkan sistem sehingga performansi sistem menurun. Cara mengantisipasinya bisa dilihat pada 6 contoh berikut :
  1. berikan kesadaran pada user tentang ancaman virus.
  2. gunakan program anti virus yang baik pada workstation, server dan gateway internet (jika punya).
  3. ajarkan dan latih user cara menggunakan program anti virus
  4. sebagai admin sebaiknya selalu mengupdate program anti-virus dan database virus
  5. Biasakan para user untuk TIDAK membuka file attachment email atau file apapun dari floppy sebelum 110 % yakin atau tidak attachment/file tsb “bersih”.
  6. Pastikan kebijakan kemanan anda up to date.
d.      Sniffer
Sniffer adalah sebuah device penyadapan komunikasi jaringan komputer dengan memanfaatkan mode premicious pada ethernet. Karena jaringan komunikasi komputer terdiri dari data biner acak maka sniffer ini biasanya memiliki penganalisis protokol sehingga data biner acak dapat dipecahkan. Fungsi sniffer bagi pengelola bisa untuk pemeliharaan jaringan, bagi orang luar bisa untuk menjebol sistem.Cara paling mudah untuk mengantisipasi Sniffer adalah menggunakan aplikasi yang secure, misal : ssh, ssl, secureftp dan lain-lain
e.       Scanner
Layanan jaringan (network service) yang berbeda berjalan pada port yang berbeda juga. Tiap layanan jaringan berjalan pada alamat jaringan tertentu (mis. 167.205.48.130) dan mendengarkan (listening) pada satu atau lebih port (antara 0 hingga 65535). Keduanya membentuk apa yang dinamakan socket  address yang mengidentifikasikan secara unik suatu layanan dalam jaringan. Port 0 hingga 1023 yang paling umum dipergunakan didefinisikan sebagai well-known number dalam konvensi UNIX dan dideskripsikan dalam RFC 1700.
            Port Scanner merupakan program yang didesain untuk menemukan layanan (service) apa saja yang dijalankan pada host jaringan. Untuk mendapatkan akses ke host, cracker harus mengetahui titik-titik kelemahan yang ada. Sebagai contoh, apabila cracker sudah mengetahui bahwa host menjalankan proses ftp server, ia dapat menggunakan kelemahan-kelemahan yang ada pada ftp server untuk mendapatkan akses. Dari bagian ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa layanan yang tidak benar-benar diperlukan sebaiknya dihilangkan untuk memperkecil resiko keamanan yang mungkin terjadi.
            Mirip dengan port scanner pada bagian sebelumnya, network scanner memberikan informasi mengenai sasaran yang dituju, misalnya saja sistem operasi yang dipergunakan, layanan jaringan yang aktif, jenis mesin yang terhubung ke network, serta konfigurasi jaringan. Terkadang, network scanner juga mengintegrasikan port scanner dalam aplikasinya. Tool ini berguna untuk mencari informasi mengenai target sebanyak mungkin sebelum melakukan serangan yang sebenarnya. Dengan mengetahui kondisi dan konfigurasi jaringan, seseorang akan lebih mudah masuk dan merusak sistem.
            Contoh scanner : Nmap, Netcat, NetScan Tools Pro 2000, SuperScan
f.       Spoofing
Spoofing (penyamaran) biasa dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menggunakan fasilitas dan resource sistem. Spoofing adalah teknik melakukan penyamaran sehingga terdeteksi sebagai identitas yang bukan sebenarnya, misal : menyamar sebagai IP tertentu, nama komputer bahkan e-mail address tertentu. Antisipasinya dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi firewall.

g.      Denial of Service
Denial of Service (DoS) merupakan serangan dimana suatu pihak mengekploitasi aspek dari suite Internet Protocol untuk menghalangi akses pihak yang berhak atas informasi atau sistem yang diserang.  Hole yang memungkinkan DoS berada dalam kategori C, yang berada dalam prioritas rendah. Serangan ini  biasanya didasarkan pada sistem operasi yang dipergunakan. Artinya, hole ini berada di dalam bagian  jaringan dari sistem operasi itu sendiri. Ketika hole macam ini muncul, hole ini harus diperbaiki oleh  pemilik software tersebut atau di-patch oleh vendor yang mengeluarkan sistem operasi tersebut. Contoh dari serangan ini adalah TCP SYN dimana permintaan koneksi jaringan dikirimkan ke server dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya server dibanjiri permintaan koneksi dan menjadi lambat atau bahkan tidak dapat dicapai sama sekali. Hole ini terdapat nyaris di semua sistem operasi yang menjalankan TCP/IP  untuk berkomunikasi di internet. Hal ini tampaknya menjadi masalah yang terdapat di dalam desain suite  TCP/IP, dan merupakan sesuatu yang tidak mudah diselesaikan.
Dalam serangan DoS, sesorang dapat melakukan sesuatu yang mengganggu kinerja dan operasi jaringan atau server. Akibat dari serangan ini adalah lambatnya server atau jaringan dalam merespons, atau bahkan bisa menyebabkan crash. Serangan DoS mengganggu user yang sah untuk mendapatkan layanan yang sah, namun tidak memungkinkan cracker masuk ke dalam sistem jaringan yang ada. Namun, serangan semacam ini terhadap server yang menangani kegiatan e-commerce akan dapat berakibat kerugian dalam bentuk  finansial.
h.      Hacker
 Orang yang secara diam-diam mempelajari sistem yang biasanya sukar dimengerti untuk kemudian mengelolanya dan men-share hasil ujicoba yang dilakukannya.
Hacker tidak merusak system
Craker
Orang yang secara diam-diam mempelajari sistem dengam maksud jahat, Muncul karena sifat dasar manusia yang selalu ingin  membangun (salah satunya merusak)
Ciri-ciri cracker :
1)      Bisa membuat program C, C++ atau pearl
2)      Memiliki pengetahuan TCP/IP
3)      Menggunakan internet lebih dari 50 jam per-bulan
4)      Menguasai sistem operasi UNIX atau VMS
5)      Suka mengoleksi software atau hardware lama
6)      Terhubung ke internet untuk menjalankan aksinya
7)      Melakukan aksinya pada malam hari, dengan alasan waktu yang memungkinkan, jalur komunikasi tidak padat, tidak mudah diketahui orang lain
Penyebab cracker melakukan penyerangan :
1)      spite, kecewa, balas dendam
2)      sport, petualangan
3)      profit, mencari keuntungan dari imbalan orang lain
4)      stupidity, mencari perhatian
5)      cruriosity, mencari perhatian
6)      politics, alasan politis

D.    CARA PENGAMANAN JARINGAN KOMPUTER :
1.      Autentikasi
Proses pengenalan peralatan, sistem operasi, kegiatan, aplikasi dan identitas user yang terhubung dengan jaringan komputer Autentikasi dimulai pada saat user login ke jaringan dengan cara memasukkan password
a.      Tahapan Autentikasi
1)      Autentikasi untuk mengetahui lokasi dari peralatan pada suatu simpul jaringan (data link layer dan  network layer)
2)      Autentikasi untuk mengenal sistem operasi yang terhubung ke jaringan (transportlayer)
3)      Autentikasi untuk mengetahui fungsi/proses yang sedang terjadi di suatu simpul jaringan (session dan presentation layer
4)      Autentikasi untuk mengenali user dan aplikasi yang digunakan (application layer)

Gambar 1. ilustrasi resiko keamanan Jaringan
pada saat tahap autentifikasi
b.    macam-macam autentikasi
1)      Autentikasi Basic
Autentikasi standar yang didukung oleh semua browser, tetapi tidak melakukan enkripsi data. Autentikasi ini juga dapat berjalan pada koneksi SSL (Secure Socket Layer). Autentikasi basic dapat dibagi menjadi 3 bagian :
·         Autentikasi basic HTTP : menggunakan teknik base64-encoding diaplikasikan untuk username dan password. Autentikasi jenis ini dipakai untuk membatasi akses ke halaman-halaman suatu web.
·         Autentikasi basic berbasis password : untuk pengguna pertama kalinya mengakses direktori yang dilindungi, maka ia harus terlebih dahulu menuliskan nama dan password ke dalam sebuah form yang muncul dalam bentuk window pop up. Jika nama dan password pengguna ini diizinkan untuk mengakses, maka browser berhak mengakses ke direktori ini selama sisa sesi browsing.
Autentikasi basic berbasis Host : untuk pembatasan akses berdasarkan host klien (nama domain) seperti alamat IP klien yang dipakai untuk mengakses server adalah  172.20.173.15.
·         Autentikasi Digest
Autentikasi di mana browser melakukan enkripsi password sebelum mengirimkannya ke server. Akan tetapi kendalanya tidak semua browser mendukungnya.
·         Autentikasi Form
Seperti halnya pada autentikasi basic, hanya saja server web mengirimkan login form berbasis HTML biasa dan bukan menggunakan form built-in browser (bukan berbasis Servlet atau JSP). Username (nama pengguna) dan Password (kata sandi) dikirim sebagai variabel form biasa.
·         Autentikasi Certificate
User atau pengguna perlu menyediakan certificate public key untuk autentikasi. Namun agak sulit diterapkannya, akan tetapi menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.



2.      Enkripsi
Teknik pengkodean data yang berguna untuk menjaga data / file baik di dalam komputer maupun pada jalur komunikasi dari pemakai yang tidak dikehendaki Enkripsi diperlukan untuk menjaga kerahasiaan data


Gambar 1. ilustrasi resiko keamanan Jaringan pada saat tahap enkripsi


a.      Enkripsi Untuk Keamanan Data Pada Jaringan
Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi dalah sebuah proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti (tidak terbaca). Enkripsi dapat diartikan sebagai kode atau chiper. Sebuah sistem pengkodean menggunakan suatu table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti kata dari informasi atau yang merupakan bagian dari informasi yang dikirim. Sebuah chiper menggunakan suatu algoritma yang dapat mengkodekan semua aliran data (stream) bit dari sebuah pesan menjadi cryptogram yang tidak dimengerti (unitelligible). Karena teknik cipher merupakan suatu sistem yang telah siap untuk di automasi, maka teknik ini digunakan dalam sistem keamanan komputer dan network.
Pada bagian selanjutnya kita akan membahas berbagai macam teknik enkripsi yang biasa digunakan dalam sistem sekuriti dari sistem komputer dan network.
1)      Enkripsi Konvensional.
Proses enkripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Plain teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks ->Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A |                                                       | User B
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 3
Informasi asal yang dapat di mengerti di simbolkan oleh Plain teks, yang kemudian oleh algoritma Enkripsi diterjemahkan menjadi informasi yang tidak dapat untuk dimengerti yang disimbolkan dengan cipher teks. Proses enkripsi terdiri dari dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci biasanya merupakan suatu string bit yang pendek yang mengontrol algoritma. Algoritma enkripsi akan menghasilkan hasil yang berbeda tergantung pada kunci yang digunakan. Mengubah kunci dari enkripsi akan mengubah output dari algortima enkripsi.
Sekali cipher teks telah dihasilkan, kemudian ditransmisikan. Pada bagian penerima selanjutnya cipher teks yang diterima diubah kembali ke plain teks dengan algoritma dan dan kunci yang sama.
Keamanan dari enkripsi konvensional bergantung pada beberapa faktor. Pertama algoritma enkripsi harus cukup kuat sehingga menjadikan sangat sulit untuk mendekripsi cipher teks dengan dasar cipher teks tersebut. Lebih jauh dari itu keamanan dari algoritma enkripsi konvensional bergantung pada kerahasian dari kuncinya bukan algoritmanya. Yaitu dengan asumsi bahwa adalah sangat tidak praktis untuk mendekripsikan informasi dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang algoritma diskripsi / enkripsi. Atau dengan kata lain, kita tidak perlu menjaga kerahasiaan dari algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.
Manfaat dari konvensional enkripsi algoritma adalah kemudahan dalam penggunaan secara luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga kerahasiaannya dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu implementasi dalam bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini dapat tersedia secara luas dan disediakan pula untuk beberapa jenis produk. Dengan penggunaan dari enkripsi konvensional, prinsip keamanan adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.
Model enkripsi yang digunakan secara luas adalah model yang didasarkan pada data encrytion standard (DES), yang diambil oleh Biro standart nasional US pada tahun 1977. Untuk DES data di enkripsi dalam 64 bit block dengan menggunakan 56 bit kunci. Dengan menggunakan kunci ini, 64 data input diubah dengan suatu urutan dari metode menjadi 64 bit output. Proses yang yang sama dengan kunci yang sama digunakan untuk mengubah kembali enkripsi
a)      Enkripsi Konvensional
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
·         Algoritma yang sama dengan kunci yang sama dapat digunakan untuk proses dekripsi - enkripsi.
·         Pengirim dan penerima harus membagi algoritma dan kunci yang sama.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
·         Kunci harus dirahasiakan.
·         Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
·         Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunc.
2)      Enkripsi Public-Key
Salah satu yang menjadi kesulitan utama dari enkripsi konvensional adalah perlunya untuk mendistribusikan kunci yang digunakan dalam keadaan aman. Sebuah cara yang tepat telah diketemukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan suatu model enkripsi yang secara mengejutkan tidak memerlukan sebuah kunci untuk didistribusikan. Metode ini dikenal dengan nama enkripsi public-key dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976.
Plain teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks -> Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A |                                                       | User B
                                                       Private Key B ----|
|----------------------Kunci (Key) --------------------|

Gambar 2
Algoritma tersebut seperti yang digambarkan pada gambar diatas. Untuk enkripsi konvensional, kunci yang digunakan pada prosen enkripsi dan dekripsi adalah sama. Tetapi ini bukanlah kondisi sesungguhnya yang diperlukan. Namun adalah dimungkinkan untuk membangun suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk enkripsi dan pasangannya, kunci yang berbeda, untuk dekripsi. Lebih jauh lagi adalah mungkin untuk menciptakan suatu algoritma yang mana pengetahuan tentang algoritma enkripsi ditambah kunci enkripsi tidak cukup untuk menentukan kunci dekrispi. Sehingga teknik berikut ini akan dapat dilakukan :
a)      Masing - masing dari sistem dalam network akan menciptakan sepasang kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dari informasi yang diterima.
b)      Masing - masing dari sistem akan menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan memasang dalam register umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai kunci pribadi ( private key ).
c)      Jika A ingin mengisim pesan kepada B, maka A akan mengenkripsi pesannya dengan kunci publik dari B.
d)     Ketika B menerima pesan dari A maka B akan menggunakan kunci privatenya untuk mendeskripsi pesan dari A.
Seperti yang kita lihat, public-key memecahkan masalah pendistribusian karena tidak diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan. Semua partisipan mempunyai akses ke kunci publik ( public key ) dan kunci pribadi dihasilkan secara lokal oleh setiap partisipan sehingga tidak perlu untuk didistribusikan. Selama sistem mengontrol masing - masing private key dengan baik maka komunikasi menjadi komunikasi yang aman. Setiap sistem mengubah private key pasangannya public key akan menggantikan public key yang lama. Yang menjadi kelemahan dari metode enkripsi publik key adalah jika dibandingkan dengan metode enkripsi konvensional algoritma enkripsi ini mempunyai algoritma yang lebih komplek. Sehingga untuk perbandingan ukuran dan harga dari hardware, metode publik key akan menghasilkan performance yang lebih rendah. Tabel berikut ini akan memperlihatkan berbagai aspek penting dari enkripsi konvensional dan public key.
Enkripsi Public Key
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
  1. Algoritma yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dengan sepasang kunci, satu untuk enkripsi satu untuk dekripsi.
  2. Pengirim dan penerima harus mempunyai sepasang kunci yang cocok.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
  1. Salah satu dari kunci harus dirahasiakan.
  2. Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
  3. Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunci.

0 komentar:

Posting Komentar